Cari Blog Ini
Sabtu, 06 Agustus 2011
Do'a Malaikat Jibril Yang Di Aminkan 3x Oleh Rasulullah menjelang Ramadhan
Oleh : Abdurrahman Pasaribu
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Pasti ada yang bertanya : siapa sanadnya dan siapa sumber penukilan Hadits di atas.
disini saya akan jelaskan Do'a Malaikat Jibril Yang Di Aminkan 3xOleh Rasulullah beserta para Sohabatnya :
bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Ahmad (2/246, 254). Ternyata pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) juga pada kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254) ditemukan hadits berikut:
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.
Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).
Tidak ada salahnya kita mengikuti seperti yang disampaikan di atas oleh saudara @HARUN NAGASH sebab kenapa, karena Meminta maaf itu disyariatkan dalam Islam. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)
Dari hadits ini jelas bahwa Islam mengajarkan untuk meminta maaf, jika berbuat kesalahan kepada orang lain. Adapun meminta maaf tanpa sebab dan dilakukan kepada semua orang yang ditemui, tidak pernah diajarkan oleh Islam. Jika ada yang berkata: “Manusia khan tempat salah dan dosa, mungkin saja kita berbuat salah kepada semua orang tanpa disadari”. Yang dikatakan itu memang benar, namun apakah serta merta kita meminta maaf kepada semua orang yang kita temui? Mengapa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat tidak pernah berbuat demikian? Padahal mereka orang-orang yang paling khawatir akan dosa. Selain itu, kesalahan yang tidak sengaja atau tidak disadari tidak dihitung sebagai dosa di sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Sesungguhnya Allah telah memaafkan ummatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)
Sehingga, perbuatan meminta maaf kepada semua orang tanpa sebab bisa terjerumus pada ghuluw (berlebihan) dalam beragama.
Dan kata اليوم (hari ini) menunjukkan bahwa meminta maaf itu dapat dilakukan kapan saja dan yang paling baik adalah meminta maaf dengan segera, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Sehingga mengkhususkan suatu waktu untuk meminta maaf dan dikerjakan secara rutin setiap tahun tidak dibenarkan dalam Islam dan bukan ajaran Islam.
Namun bagi seseorang yang memang memiliki kesalahan kepada saudaranya dan belum menemukan momen yang tepat untuk meminta maaf, dan menganggap momen datangnya Ramadhan adalah momen yang tepat, tidak ada larangan memanfaatkan momen ini untuk meminta maaf kepada orang yang pernah dizhaliminya tersebut. Asalkan tidak dijadikan kebiasaan sehingga menjadi ritual rutin yang dilakukan setiap tahun.
Jadi demikian penjelasan atas do'a Malaikat Jibril yang di Aminkan oleh Rasulullah sebanyak 3x dan di ikuti oleh para sohabatnya :
Barakallahufiikum.
Semoga BermanfaatSalam Silaturrahim dan Ukhuwahfillah. {Abdurrahman Pasaribu*}
SILSILAH YESUS DALAM ALKITAB
Oleh : Abdurrahman Pasaribu
Perhatikan sekarang bagaimana orang Kristen mengurutkan silsilah Yesus yang ada di Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian Baru. Yesus adalah seorang laki-laki yang tidak mempunyai garis keturunan, maka seseorang membuatkan baginya. Silsilah yang seperti apa? Enam orang pezina dan keturunannya adalah kakek moyangnya. Laki-laki dan perempuan yang pantas meneiima hukuman dilempar batu hingga mati menurut hukum Tuhan seperti yang diwahyukan pada Musa, dan diasingkan serta dijauhkan dari rumah Tuhan dari generasi ke generasi ("Anak Haram tidak boleh masuk jamaah Tuhan bahkan sampai keturunannya yang kesepuluh (Ulangan 23:2))
Leluhur yang Hina Mengapa Tuhan memberikan 'ayah (Yusuf)' bagi 'anak-Nya (Yesus)'. Dan mengapa harus leluhur yang begitu hina? "Di sinilah sifat Maha Kasih-Nya", kata orang kafir itu. "Tuhan sangat kasih pada orang-orang yang berdosa sehingga Dia tidak keberatan memberikan leluhur seperti itu pada 'anak-Nya'…"
Hanya Dua yang Membuat Dari empat penulis Kitab Injil, Tuhan hanya "memberi inspirasi" pada dua orang diantaranya untuk mencatat sisilah 'anak-Nya' . Agar mudah bagi Anda untuk mengetahui mana ayah dan kakek dari Yesus dalam dua daftar yang diberikan penulis Injil, saya hanya menuliskan nama-namanya saja dan menyisihkan yang tidak terlalu berhubungan langsung. Antara Daud dan Yesus, Tuhan 'memberi inspi-rasi' pada Matius untuk mencatat 26 moyang bagi 'anaknya'. Tetapi pada Lukas ada 41 moyang bagi Yesus. Nama yang sama dari dua daftar tersebut hanyalah Yusuf yang dianggap ayah menurut Lukas 3:23. Nama ini sangat menyolok. Ia adalah Yusuf sang tukang kayu. Anda juga dengan mudah bisa melihat bahwa kedua daftar itu secara kasar tidak sama. Bisakah daftar seperti itu berasal dari sumber yang sama, misalnya Tuhan?
Memenuhi Ramalan? Matius dan Lukas terlalu bersemangat untuk menjadikan Raja Daud sebagai nenek moyang pertama Yesus karena dugaan yang salah bahwa Tuhan akan mendudukkan seorang keturunan Daud sendiri di atas tahtanya (Kisah Para Rasul 2: 30). Injil mengingkari ramalan ini, karena mereka mengatakan bahwa bukannya Yesus yang duduk di tahta Daud, tetapi Pontius Pilatus, gubernur Romawi, seorang penyembah berhala yang menghukum mati Yesus. "Tidak masalah" kata para penginjil. "Jika tidak pada kedatangan pertama, lalu pada kedatangannya yang kedua dia akan memenuhi ramalan ini".
Matius 1: 6 mengatakan bahwa Yesus adalah anak Daud melalui Sulaiman, tetapi Lukas 3: 31 mengatakan bah-wa Yesus adalah anak Daud melalui Natan. Seseorang tidak perlu jadi ahli kebidanan untuk mengetahui bahwa tidak akan mungkin Daud bisa memberi keturunan pada ibu Yesus melalui Sulaiman dan Natan pada waktu yang bersamaan! Kita tahu bahwa kedua penulis Injil ini adalah pembohong yang mengacau karena Yesus dikandung ibunya secara ajaib tanpa adanya campur tangan laki-laki. Bahkan jika kita mengakui bahwa secara fisik Daud adalah leluhur Yesus, kedua penulis Injil ini tetap harus membuktikan alasannya benar.
SILSILAH DARI DAUD SAMPAI YESUS
Menurut Matius 1:6-16
DAUD
01. Sulaiman 02. Rehabean 03. Abia 04. Asa 05. Yosafat 06. Yoram 07. Uzia 08. Yotam 09. Ahas 10. Hizkia 11. Manasye 12. Amon 13. Yosia 14. Yekhonya 15. Sealtiel 16. Zerubabel 17. Abihud 18. Elyakim 19. Azor 20. Zadok 21. Akhim 22. Eliud 23. Eleazar 24. Matan 25. Yakub 26. YESUS
Menurut Lukas 3:23-31
DAUD
01. Natan 02. Matata 03. Mina 04. Melea 05. Elaykim 06. Yonam 07. Yusuf 08. Yehuda 09. Simeon 10. Lewi 11. Matat 12. Yorim 13. Eliezer 14. Yesua 15. Er 16. Elmadam 17. Kosam 18. Adi 19. Malkhi 20. Neri 21. Sealtiel 22. Zerubabel 23. Resa 24. Yohanan 25. Yoda 26. Yosekh 27. Simei 28. Matica 29. Maat 30. Nagai 31. Hesli 32. Nahum 33. Amos 34. Matica 35. Yusuf 36. Yanai 37. Malkhi 38. Lewi 39. Matat 40. Eli 41. Yusuf 42. YESUS
Kamis, 04 Agustus 2011
Contoh Surat Lamaran Kerja
Medan, 23 Februari 2011
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth :
Bapak/Ibu Pimpinan
PT.KOTAK INDAH MAKMUR
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawa ini :
Nama : IMAM SATRIA
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 12 Desember 1989
Alamat : Jl. Tirto Sari Gg. Bilal No.8B Medan
No. Telp/HP : 081265078229/ 087868914202
Mengajukan permohonan untuk dapat diterima menjadi karyawan di Perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan :
1. Foto copy Ijazah : 1 lembar
2. Pas Foto warna 3x 4 : 2 lembar
3. Foto copy KTP : 1 lembar
4. Foto copy Riwayat Hidup : 1 lembar
Besar harapan saya agar dapat disertakan dalam proses ini, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
Hormat Saya,
ABDURRAHMAN PASARIBU
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : IMAM SATRIA
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 30 Desember 19889
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Tirto Sari Gg. Bilal No. 8B Medan
No. Telp/HP : 083199351176
Pendidikan
1. Tamat dari Perguruan Tinggi Swasta Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Tahun 2009
2. Tamat dari SMU Negeri 1 Medan Tahun 2005
3. Tamat dari SLTP Negeri 3 Medan Tahun 2002
4. Tamat dari SD Negeri 060789 Medan Tahun 1999
Hormat Saya,
Khairul Hadi Lubis
Post Surat
Kepada :
Bapak/Ibu Pimpinan
PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Jln.Krakatau Ujung No. 56 C
Di
Medan
Pengirim :
Khairul Hadi Lubis, SH
Jln. Bersama No. 224 Medan
Telp. 083199351176
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth :
Bapak/Ibu Pimpinan
PT.KOTAK INDAH MAKMUR
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawa ini :
Nama : IMAM SATRIA
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 12 Desember 1989
Alamat : Jl. Tirto Sari Gg. Bilal No.8B Medan
No. Telp/HP : 081265078229/ 087868914202
Mengajukan permohonan untuk dapat diterima menjadi karyawan di Perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan :
1. Foto copy Ijazah : 1 lembar
2. Pas Foto warna 3x 4 : 2 lembar
3. Foto copy KTP : 1 lembar
4. Foto copy Riwayat Hidup : 1 lembar
Besar harapan saya agar dapat disertakan dalam proses ini, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
Hormat Saya,
ABDURRAHMAN PASARIBU
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : IMAM SATRIA
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 30 Desember 19889
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Tirto Sari Gg. Bilal No. 8B Medan
No. Telp/HP : 083199351176
Pendidikan
1. Tamat dari Perguruan Tinggi Swasta Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Tahun 2009
2. Tamat dari SMU Negeri 1 Medan Tahun 2005
3. Tamat dari SLTP Negeri 3 Medan Tahun 2002
4. Tamat dari SD Negeri 060789 Medan Tahun 1999
Hormat Saya,
Khairul Hadi Lubis
Post Surat
Kepada :
Bapak/Ibu Pimpinan
PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Jln.Krakatau Ujung No. 56 C
Di
Medan
Pengirim :
Khairul Hadi Lubis, SH
Jln. Bersama No. 224 Medan
Telp. 083199351176
Selasa, 02 Agustus 2011
Tanya Jawab Bersama Imam Ali bin Abi Thalib : tentang "Mengenal ALLAH" & " Rasulullah "
Oleh : Mimpi Sang Raja ( Abdurrahman Pasaribu )
1. Dengan manusia mengenal ALLAH SWT?Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "Dengan batalnya rencana matang dan hilangnya berbagai ambisi. Saat aku berambisi, sesungguhnya Dia menengahi antara aku dan ambisiku. Dan saat aku memiliki rencana dan tekad, tiba-tiba Qadha-Nya menggugurkan rencanaku. Pada saat itulah aku dapat mengetahui bahwa yang Maha Mengatur bukanlah diriku."
2.Bagaimana bisa manusia meyakini keberadaan Tuhan?Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "Sesungguhnya kotoran unta menunjukkan keberadaan unta, kotoran keledai menunjukkan keberadaan keledai, bekas tapak kaki menunjukkan keberadaan pejalan kaki. Lalu, Mungkinkah struktur bumi dan alam semesta ini yang demikian kasar dan halus tidak menunjukkan keberadaan Yang Maha Indah, yang Maha Mencipta dan Maha Mengetahui?"'
3. Apakah dalil keesaan ALLAH SWT?Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "kalau Tuhanmu memiliki sekutu, maka tentu Dia akan mengirimkan utusan-utusan-Nya, kalian akan melihat peninggalan-peninggalan kerajaan-Nya dan kalian akan mengetahui berbagai Perbuatan dan sifat-Nya. Namun nyatanya Dia adalah Tuhan yang Esa sebagaimana Dia menyifati diri-Nya."
4. Bagaimana ALLAH SWT menghisab makhluk-makhluk-Nya yang sangat banyak?
Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "Sebagaimana Dia memberi rezeki kepada makhluk-makhluk-Nya yang sebanyak itu."( diambil dari buku, Tanya Jawab bersama Nabi SWA & Ahlulbait, Seri Buku Pintar Islam, Muhammad Ridha Abdul Amir Ansari, Penerbit Misbah,2004)
Perdebatan Kaum Yahudi dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra. Tentang Perbandingan Rasulullah dengan Nabi Yang lainnya.
“Benar,” Jawab Sayyidina Ali. “Tidaklah Allah SWT memberikan suatu derajat dan
keistimewaan kepada seorang nabi atau rasul melainkan Allah berikan juga semuanya kepada Nabi Muhammad SAW, bahkan Dia melebihkannya atas para nabi berlipat ganda.”
“Apakah engkau siap menjawab pertanyaanku?” tanyanya.
“Apakah engkau siap menjawab pertanyaanku?” tanyanya.
Sayyidina Ali menjawab, “Ya. Aku akan sebutkan dihadapanmu sekarang juga tentang keistimewaan Rasulullah SAW sehingga kaum muslimin senang dan orang-orang yang ragu tidak akan meragukannya lagi. Dan Rasulullah SAW pada saat menyebutkan keistimewaan dirinya selalu berkata, ‘tidak bermaksud bangga (wa la fakhr).’ Dan aku menyebutkan keistimewaan-keistimewaan beliau tanpa menjatuhkan dan mengurangi kedudukan para Nabi AS, namun sekedar mensyukuri Allah Azza Wajalla atas anugerah yang Dia berikan kepada Baginda Muhammad SAW seperti yang diberikan kepada para nabi bahkan Allah SWT melebihkan beliau.”
1. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Adam AS
“Aku akan bertanya kepadamu, siapkanlah jawabannya!” Ujar orang Yahudi itu. “Sampaikan pertanyaanmu.” Tegas Sayyidina Ali. Yahudi berkata, “Lihatlah Adam AS, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya. Apakah Allah SWT berbuat sama terhadap Muhammad?”
Sayyidina Ali menjawab, “Ya. Katika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam AS bukan berarti mereka menyembah Adam AS, tetapi mereka mengakui keutamaan Adam AS dan karena kasih sayang Allah kepadanya. Namun, Muhammad SAW telah diberi kehormatan yang lebih dari itu. Allah SWT bershalawat atasnya di alam Jabarut dan juga seluruhnya. Bahka Allah menjadikan shalawat atasnya sebagai suatu ibadah bagi orang-orang mukmin. Itu adalah suatu keistimewaan Muhammad SAW, wahai orang Yahudi.” Jawab Sayyidina Ali.
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah telah mengampuni Adam setelah melakukan kesalahan.” Kata si Yahudi. “Benar. Allah memberikan ampunan kepada Muhammad tanpa beliau melakukan kesalahan. Allah azza wa jalla telah berfirman, ‘Allah hendak mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan datang.’ (QS. Al-Fath : 2). “Sesungguhnya Muhammad SAW di hari kiamat kelak tidak akan membawa dosa dan tidak dituntut karena dosa.”
2. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Idris AS
Yahudi berkata, “Lihatlah Idris AS, Allah telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi dan memberinya makanan surga setelah dia wafat.”Sayyidina Ali menjawab, “Ya, itu benar. Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman, ‘Dan telah Kami angkat sebutanmu.’ (QS. Al Insyiroh : 4). Itu sudah cukup untuk dijadikan suatu kemuliaan. Kalau Idris AS diberi makanan surga setalah di wafat, maka Muhammad SAW diberi makanan surga ketika masih hidup di dunia. Pernah ketika beliau lapar, maka datang Malaikat Jibril menemuinya membawa hidangan dari surga. Hidangan itu ternyata bertahlil, bertasbih, bertahmid dan bertakbir di tangan beliau. Kemudia beliau memberikannya kepada ahlul baitnya, lalu hidangan itu juga bertahlil, bertasbih, bertahmid dan bertakbir. Malaikat Jibril berkata bahwa hidangan ini hadiah dari surga yang diberikan Allah SWT khusus kepada Muhammad SAW. Hidangan ini tidak layak kecuali kepada Nabi dan penggantinya.”
3. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Nuh AS
3. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Nuh AS
“Lihatlah Nabi Nuh AS. Dia bersabar karena Allah SWT, dan dia memaafkan kaumnya disaat mereka mendustakannya.” Kata si Yahudi. “Ya, itu benar!” jawab Sayyidina Ali. “Demikianlah pula Nabi Muhammad SAW bersabar karena Allah telah memaafkan kaumnya pada saat mereka mendustakannya, mengusirnya dan melemparinya dengan kerikil. Abu Lahab pernah meletakkan di atas kepalanya kotoran, lalu Allah memerintahkan Malaikat Ja’abil (malaikat penjaga gunung) untuk menemui baginda Muhammad SAW. Malaikat Ja’abil mengatakan kepada baginda Muhammad SAW, ‘bahwa dirinya diperintahkan oleh Allah untuk mentaatimu. Apabila Engkau ingin agar aku menghimpit mereka dengan gunung, maka akan aku binasakan mereka.” Kata Malaikat Ja’abil. “Aku diutus sebagai rahmat.” Kata beliau. Nabi bahkan mendoakan mereka, “Ya, Allah, berilah umatku ini hidayah karena mereka belum mengetahui.”
Orang Yahudi itu kembali berkata, “Nabi Nuh AS berdoa kepada Tuhannya, lalu turunlah hujan deras dari langit.”“Ya itu benar. Nabi Nuh AS berdoa dalam keadaan marah sementara hujan deras diturunkan Allah SWT karena kasih sayang.” Jawab Sayyidina Ali. “Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, datang penduduk Madinah pada hari Jum’at kepada beliau. ‘Wahai Rasulullah, sudah lama hujan tidak turun. Pohon-pohon menguning (kering), dedaunan berjatuhan,’ keluh mereka. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya, sehingga tampak putih lipatan pangkal kedua tangannya. Langit yang semula bersih tidak berawan, tiba-tiba berubah menjadi gelap dan turunlah hujan yang deras, begitu derasnya sehingga seorang pemuda yang gagah perkasa hampir mati karena pulang ke rumahnya karena derasnya hujan yang mengakibatkan banjir. Kejadian itu berlangsung selama seminggu. Mereka kembali mendatangi beliau pada hari Jum’at berikutnya, “Ya Rasulullah, rumah-rumah menjadi hancur, kendaraan dan transportasi terhenti.” Keluh mereka lagi. Beliau tersenyum sejenak, “Beginilah cepatnya manusia bosan.” Kata beliau. Lalu beliau berdoa, “Ya Allah, jadikanlah ini semua menguntungkan kami dan tidak membahayakan kami.” Maka hujanpun mulai reda di sekitar kota Madinah sedangkan di kota Mandinah sendiri hujan berhenti total. Itulah mukjizat Nabi Muhammad SAW.”
Orang Yahudi itu kembali berkata, “Nabi Nuh AS berdoa kepada Tuhannya, lalu turunlah hujan deras dari langit.”“Ya itu benar. Nabi Nuh AS berdoa dalam keadaan marah sementara hujan deras diturunkan Allah SWT karena kasih sayang.” Jawab Sayyidina Ali. “Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, datang penduduk Madinah pada hari Jum’at kepada beliau. ‘Wahai Rasulullah, sudah lama hujan tidak turun. Pohon-pohon menguning (kering), dedaunan berjatuhan,’ keluh mereka. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya, sehingga tampak putih lipatan pangkal kedua tangannya. Langit yang semula bersih tidak berawan, tiba-tiba berubah menjadi gelap dan turunlah hujan yang deras, begitu derasnya sehingga seorang pemuda yang gagah perkasa hampir mati karena pulang ke rumahnya karena derasnya hujan yang mengakibatkan banjir. Kejadian itu berlangsung selama seminggu. Mereka kembali mendatangi beliau pada hari Jum’at berikutnya, “Ya Rasulullah, rumah-rumah menjadi hancur, kendaraan dan transportasi terhenti.” Keluh mereka lagi. Beliau tersenyum sejenak, “Beginilah cepatnya manusia bosan.” Kata beliau. Lalu beliau berdoa, “Ya Allah, jadikanlah ini semua menguntungkan kami dan tidak membahayakan kami.” Maka hujanpun mulai reda di sekitar kota Madinah sedangkan di kota Mandinah sendiri hujan berhenti total. Itulah mukjizat Nabi Muhammad SAW.”
4. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Hud AS
Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Hud AS, karena Allah SWT telah menolongnya dengan mengirimkan angin, apakah Allah berbuat yang serupa terhadap Nabi Muhammad?” Tanyanya.
“Ya itu benar!” Jawab Sayyidina Ali. “Nabi Muhammad SAW telah diberitahu sesuatu yang lebih dari itu. Allah juga telah menolonngnya dari musih-musuhnya dengan angin dalam perang Khandaq. Allah mengirimkan anging kencang sehingga kerikil-kerikil berterbangan, lebih dari itu Allah memperkuat pasukan beliau dengan delapan ribu pasukan malaikat. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kalian, ketika datang kepada kalian tentara-tentara, lalu Kami kirim kepada mereka angin dan pasukan yang tidak kalian lihat” (QS Al- Ahzab : 9).
Wallahu a’lam.
Semoga Bermanfaat.. [ Abdurrahman Pasaribu* ]
Langganan:
Postingan (Atom)