Cari Blog Ini

Jumat, 06 April 2012

Untuk Para Penguasa Negeri Entah Berantah…!!!! n_n


                         K A M I  Para Kurcaci Negeri ???
 
Ketika para kurcaci berteriak meminta belas kasihan bagai pengemis di pinggiran ibukota, ketika itu waktu paling tepat bagi pemegang abdi kuasa untuk tertawa lepas, seperti menonton para pelawak di layar kaca. kurcaci-kurcaci itu berkumpul di suatu lubang, mereka berdiskusi bak pemimpin negeri entah berantah. mereka ( para kurcaci ) saling melempar argumentasi dan pandangan dari berbagai sudut yang mereka ketahui tentang “cacatnya kebijakan para penguasa” dari negri entah berantah.
Waktu berjalan mengiringi pertemuan tanpa aturan dan etika itu, mereka mencaci,memaki bahkan bersumpah untuk menolak setiap hal yang dikeluarkan oleh para penguasa. sejenak pertemuan itu terdiam tak bergeming, ketika salah seorang dara para kurcaci berkata “Aku siap melawan mereka (para penguasa) demi tanah tempat tinggal kita, aku atau dia (pemguasa)yang akan MATI…!!!!”. semua mencari sumber suara itu, kemudian seorang kurcaci yang terlihat lusuh,dekil,hitam legam dan tak terurus berdiri di antara mereka yang duduk.
Tanpa komando semua kurcaci menjawab “Sepakatttttt,,,!!!!. pimpinan pertemuan itu merespon, “ok,besok kita kumpulkan masa untuk mengapresiasi keinginan kawan-kawan, aksi kita pusatkan di pusat kota,kita berkumpul disini pukul 08.00.” disambut dengan serempak “Siiapp..!!!’. waktu yang dinanti tiba, ribuan kurcaci berkumpul di pusat kota meminta para penguasa turun dari tahta kekuasaannya. Teriakan itu hanya menjadi “klitikan” untuk para penguasa, para kurcaci di anggap sebagai wabah penyakit yang harus sesegera mungkin di hilangkan dari negeri entah berantah. walau pun para penguasa menanngap aksi mereka sebagai wabah penyakit,namun para kurcaci seperti memiliki semngat Soekarno yang mampu mengatakan “berikan aku 10 orang pemuda,maka aku akan mengubah dunia” ,maka para kurcaci merasa yaakin dengan jumlah lebih dari 1000 mampu merubah negeri entah berantah ini menjadi lebih baik.
Sering kali aksi di bubarkan bertambah pula jumlah pasukan para kurcaci. Tapi para kurcaci lupa,tanpa strategi,tanpa data yang akurat dan kekompakan kelompok mereka,maka para penguasa itu masih tertidur nyenyak di kasur mereka masing-masing. Para kurcaci sadar, didalam kelompok mereka masih terdapat kepentingan dan penghianat yang akan menghancurkan kelompok mereka kapan saja dan dimana saja.
selama ini mereka sadar hanya menjadi kambing hitam dan kelinci percobaan dari kebijakan penguasa negeri entah berantah,meereka hanya menunggu moment,moment pembunuhan.kematian,penindasan dan pelanggaran HAK (Hak Asasi Kurcaci ).Akhirnya mereka banyak yang terpecah belah,mendirikan kelompok-kelompok baru demi kepentingan segelintir “mafia” di negeri entah berantah. Mafia ini lah yang “mensetting” para kurcaci untuk bisa masuk ke dalam politik “devide et impera (politik adu domba)”. namun sejarah tak bisa dibohongi dan di lupakan,dari sinilah kaum minoritas membentuk kelompok kecil dengan tujuan memberikan efek kejut bagi para penguasa. mereka sadar kelompok ini tak akan mampu berbuat banyak jika para kurcaci lain ikut bersatu mewujudkan cita-cita awal kaum mereka yaitu,” menciptakan keadaaan negeri entah berantah yang kondusif  dan memiliki arah serta tujuan yang jelas.”
Langkah baru mulai dilakukan dari sebuah gubuk yang kumuh di pinggiran kota tua, mereka mengatur strategi,mengumpulkan data-data yang obyektif dan saksi-saksi dari pelaku sejarah. masa dikumpulkan,pendoktrinan dilakukan baru kemudian aksi di jalankan secara serentak di berbagai kota. Akhirnya mata para penguasa tak mampu berkedip ketika aksi itu di jalankan di seluruh penjuru kota. penguasa panik dan melancarkan aksi balasan dengan memukul mundur aksi tersebut , tapi para kurcaci telah belajar dari sejarah kelam negeri entah berantah.
Korban berjatuhan,penjarahan,pelanggaran HAK terjadi dimana-mana,aksi teror menjamur, seketika negeri entah berantah manjadi kacau tak terkendali. Momentum datang,para penguasa mundur satu persatu dan menghilang di tengah carut marut negeri. seketika itu pula euforia kemenangan terdengar di seluruh antero negeri entah berantah. keadaan kini menjadi milik para kurcaci, mereka memilih pemimpin baru,terus meakukan follow up yang pada akhirnya mereka mampu mewujudkan cita-cita mereka selama ini. Belajar dari kisah kurcaci ini, dari kaum minoritas,dari sebuah perjuangan yang menghargai sejarah dan dari sebuah keinginan tanpa kepentingan telah mampu membuktikan perubahan itu terjadi dari sebuah gubuk yang kecil dan kumuh,bukan menunggu momentum tetapi menciptakan momentum itu sendri,tanpa kepentingan dan hanya berlandaskan pemikiran sederhana dari tujuan dan cita-cita yang menjadi “SENTILAN UNTUK PARA PENGUASA” serta mampu melakukan follow up secara terus menurus, maka terjadilah sebuah SEJARAH baru.
Para kurcaci tidak sekolah atau mencicipi bangku kuliah,renungkan dan pahami bahwa mereka (para kurcaci) BISA mengapa anda tidak..!!!!!!.