Cari Blog Ini

Selasa, 02 Agustus 2011

Tanya Jawab Bersama Imam Ali bin Abi Thalib : tentang "Mengenal ALLAH" & " Rasulullah "






Oleh : Mimpi Sang Raja ( Abdurrahman Pasaribu )



1. Dengan manusia mengenal ALLAH SWT?Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "Dengan batalnya rencana matang dan hilangnya berbagai ambisi. Saat aku berambisi, sesungguhnya Dia menengahi antara aku dan ambisiku. Dan saat aku memiliki rencana dan tekad, tiba-tiba Qadha-Nya menggugurkan rencanaku. Pada saat itulah aku dapat mengetahui bahwa yang Maha Mengatur bukanlah diriku."

2.Bagaimana bisa manusia meyakini keberadaan Tuhan?Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "Sesungguhnya kotoran unta menunjukkan keberadaan unta, kotoran keledai menunjukkan keberadaan keledai, bekas tapak kaki menunjukkan keberadaan pejalan kaki. Lalu, Mungkinkah struktur bumi dan alam semesta ini yang demikian kasar dan halus tidak menunjukkan keberadaan Yang Maha Indah, yang Maha Mencipta dan Maha Mengetahui?"'

3. Apakah dalil keesaan ALLAH SWT?Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "kalau Tuhanmu memiliki sekutu, maka tentu Dia akan mengirimkan utusan-utusan-Nya, kalian akan melihat peninggalan-peninggalan kerajaan-Nya dan kalian akan mengetahui berbagai Perbuatan dan sifat-Nya. Namun nyatanya Dia adalah Tuhan yang Esa sebagaimana Dia menyifati diri-Nya."

4. Bagaimana ALLAH SWT menghisab makhluk-makhluk-Nya yang sangat banyak?
Imam Ali bin Abi Thalib berkata : "Sebagaimana Dia memberi rezeki kepada makhluk-makhluk-Nya yang sebanyak itu."( diambil dari buku, Tanya Jawab bersama Nabi SWA & Ahlulbait, Seri Buku Pintar Islam, Muhammad Ridha Abdul Amir Ansari, Penerbit Misbah,2004)








Perdebatan Kaum Yahudi dengan Sayyidina  Ali bin Abi Thalib Ra. Tentang Perbandingan Rasulullah dengan Nabi Yang lainnya.

“Wahai umat Muhammad, kalian tidak tinggalkan satu derajat atau satu keistimewaan yang ada pada seorang nabi melainkan kalian berikan pula pada nabi kalian,” ujarnya. Lalu Yahudi itu bertanya, “Apakah kalian akan menjawab pertanyaan-pertanyaanku ini?”
“Benar,” Jawab Sayyidina Ali. “Tidaklah Allah SWT memberikan suatu derajat dan

keistimewaan kepada seorang nabi atau rasul melainkan Allah berikan juga semuanya kepada Nabi Muhammad SAW, bahkan Dia melebihkannya atas para nabi berlipat ganda.”
“Apakah engkau siap menjawab pertanyaanku?” tanyanya.

Sayyidina Ali menjawab, “Ya. Aku akan sebutkan dihadapanmu sekarang juga tentang keistimewaan Rasulullah SAW sehingga kaum muslimin senang dan orang-orang yang ragu tidak akan meragukannya lagi. Dan Rasulullah SAW pada saat menyebutkan keistimewaan dirinya selalu berkata, ‘tidak bermaksud bangga (wa la fakhr).’ Dan aku menyebutkan keistimewaan-keistimewaan beliau tanpa menjatuhkan dan mengurangi kedudukan para Nabi AS, namun sekedar mensyukuri Allah Azza Wajalla atas anugerah yang Dia berikan kepada Baginda Muhammad SAW seperti yang diberikan kepada para nabi bahkan Allah SWT melebihkan beliau.”
1. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Adam AS

“Aku akan bertanya kepadamu, siapkanlah jawabannya!” Ujar orang Yahudi itu. “Sampaikan pertanyaanmu.” Tegas Sayyidina Ali. Yahudi berkata, “Lihatlah Adam AS, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya. Apakah Allah SWT berbuat sama terhadap Muhammad?”

Sayyidina Ali menjawab, “Ya. Katika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam AS bukan berarti mereka menyembah Adam AS, tetapi mereka mengakui keutamaan Adam AS dan karena kasih sayang Allah kepadanya. Namun, Muhammad SAW telah diberi kehormatan yang lebih dari itu. Allah SWT bershalawat atasnya di alam Jabarut dan juga seluruhnya. Bahka Allah menjadikan shalawat atasnya sebagai suatu ibadah bagi orang-orang mukmin. Itu adalah suatu keistimewaan Muhammad SAW, wahai orang Yahudi.” Jawab Sayyidina Ali.

Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah telah mengampuni Adam setelah melakukan kesalahan.” Kata si Yahudi. “Benar. Allah memberikan ampunan kepada Muhammad tanpa beliau melakukan kesalahan. Allah azza wa jalla telah berfirman, ‘Allah hendak mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan datang.’ (QS. Al-Fath : 2). “Sesungguhnya Muhammad SAW di hari kiamat kelak tidak akan membawa dosa dan tidak dituntut karena dosa.”

2. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Idris AS
Yahudi berkata, “Lihatlah Idris AS, Allah telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi dan memberinya makanan surga setelah dia wafat.”Sayyidina Ali menjawab, “Ya, itu benar. Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman, ‘Dan telah Kami angkat sebutanmu.’ (QS. Al Insyiroh : 4). Itu sudah cukup untuk dijadikan suatu kemuliaan. Kalau Idris AS diberi makanan surga setalah di wafat, maka Muhammad SAW diberi makanan surga ketika masih hidup di dunia. Pernah ketika beliau lapar, maka datang Malaikat Jibril menemuinya membawa hidangan dari surga. Hidangan itu ternyata bertahlil, bertasbih, bertahmid dan bertakbir di tangan beliau. Kemudia beliau memberikannya kepada ahlul baitnya, lalu hidangan itu juga bertahlil, bertasbih, bertahmid dan bertakbir. Malaikat Jibril berkata bahwa hidangan ini hadiah dari surga yang diberikan Allah SWT khusus kepada Muhammad SAW. Hidangan ini tidak layak kecuali kepada Nabi dan penggantinya.”

3. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Nuh AS
“Lihatlah Nabi Nuh AS. Dia bersabar karena Allah SWT, dan dia memaafkan kaumnya disaat mereka mendustakannya.” Kata si Yahudi. “Ya, itu benar!” jawab Sayyidina Ali. “Demikianlah pula Nabi Muhammad SAW bersabar karena Allah telah memaafkan kaumnya pada saat mereka mendustakannya, mengusirnya dan melemparinya dengan kerikil. Abu Lahab pernah meletakkan di atas kepalanya kotoran, lalu Allah memerintahkan Malaikat Ja’abil (malaikat penjaga gunung) untuk menemui baginda Muhammad SAW. Malaikat Ja’abil mengatakan kepada baginda Muhammad SAW, ‘bahwa dirinya diperintahkan oleh Allah untuk mentaatimu. Apabila Engkau ingin agar aku menghimpit mereka dengan gunung, maka akan aku binasakan mereka.” Kata Malaikat Ja’abil. “Aku diutus sebagai rahmat.” Kata beliau. Nabi bahkan mendoakan mereka, “Ya, Allah, berilah umatku ini hidayah karena mereka belum mengetahui.”

Orang Yahudi itu kembali berkata, “Nabi Nuh AS berdoa kepada Tuhannya, lalu turunlah hujan deras dari langit.”“Ya itu benar. Nabi Nuh AS berdoa dalam keadaan marah sementara hujan deras diturunkan Allah SWT karena kasih sayang.” Jawab Sayyidina Ali. “Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, datang penduduk Madinah pada hari Jum’at kepada beliau. ‘Wahai Rasulullah, sudah lama hujan tidak turun. Pohon-pohon menguning (kering), dedaunan berjatuhan,’ keluh mereka. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya, sehingga tampak putih lipatan pangkal kedua tangannya. Langit yang semula bersih tidak berawan, tiba-tiba berubah menjadi gelap dan turunlah hujan yang deras, begitu derasnya sehingga seorang pemuda yang gagah perkasa hampir mati karena pulang ke rumahnya karena derasnya hujan yang mengakibatkan banjir. Kejadian itu berlangsung selama seminggu. Mereka kembali mendatangi beliau pada hari Jum’at berikutnya, “Ya Rasulullah, rumah-rumah menjadi hancur, kendaraan dan transportasi terhenti.” Keluh mereka lagi. Beliau tersenyum sejenak, “Beginilah cepatnya manusia bosan.” Kata beliau. Lalu beliau berdoa, “Ya Allah, jadikanlah ini semua menguntungkan kami dan tidak membahayakan kami.” Maka hujanpun mulai reda di sekitar kota Madinah sedangkan di kota Mandinah sendiri hujan berhenti total. Itulah mukjizat Nabi Muhammad SAW.”

4. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Hud AS

Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Hud AS, karena Allah SWT telah menolongnya dengan mengirimkan angin, apakah Allah berbuat yang serupa terhadap Nabi Muhammad?” Tanyanya.

“Ya itu benar!” Jawab Sayyidina Ali. “Nabi Muhammad SAW telah diberitahu sesuatu yang lebih dari itu. Allah juga telah menolonngnya dari musih-musuhnya dengan angin dalam perang Khandaq. Allah mengirimkan anging kencang sehingga kerikil-kerikil berterbangan, lebih dari itu Allah memperkuat pasukan beliau dengan delapan ribu pasukan malaikat. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kalian, ketika datang kepada kalian tentara-tentara, lalu Kami kirim kepada mereka angin dan pasukan yang tidak kalian lihat” (QS Al- Ahzab : 9).

Wallahu a’lam.
Semoga Bermanfaat.. [ Abdurrahman Pasaribu* ]



2 komentar: